SENYUM BIDADARI KECIL (Antologi #8 Universal Nikko Juli 2011)

Kalau tak ingat cewek hitam berambut keriting pirang ini sahabatnya, mau rasanya Nina menceburkannya di rawa-rawa. Idenya kali ini benar-benar tak masuk di akal. Ya, disinilah mereka sekarang. Di sawah milik paman Juleha, sore hari jelang malam, untuk mencari kodok.
Menurut ide sinting Juleha, kodok-kodok itu nantinya akan mereka jual kepada Tukang Sate Kodok yang ada di Pasar Inpres. Untung sawahnya terletak di belakang rumah si paman, jadi mereka bisa langsung kabur kalau tiba-tiba ketemu sama Hantu Rawa-Rawa nantinya.

“Lho, koq bengong. Cepat tangkap kodoknya,” teriak Nina kesal.

“Kasihan. Sepertinya kodok disini lagi pada bunting semua,” iba Juleha.

“Tahu darimana kalau kodok disini lagi pada bunting? Lha, jenis kelaminnya aja kamu gak tahu,” gerutu Nina sambil mulai membuka karung yang mereka bawa.

“Kan, bisa dilihat dari perutnya?” jawab Juleha asal.

“Dimana-mana perut kodok selalu bulat, kalee..” ledek Nina kesal.

“Tapi...”

“Cepetan! Ntar keburu malem. Kamu mau uang, gak?”

Dan dengan setengah hati, Juleha pun kemudian beraksi.

Kenapa Nina dan Juleha berburu kodok? Temukan jawabannya di buku ini.