LAGU OPICK INSPIRASIKU (Antologi #2 Leutika Februari 2011)

Posted 17:31 by lonyenk rap in Labels:

Judul : Lagu Opick Inspirasiku
Penerbit : Leutika
Penulis : Lonyenk & 29 Pemenang lain se-Indonesia
Tebal : vi + 192 hlm
Harga : Rp 38.000,-
ISBN : 978-602-8597-62-3


BILA WAKTU TLAH BERAKHIR (Lonyenk Rap)


Sekali lagi aku mengutuk kebodohanku. Mengutuk paksaan Erik yang tak terbantah.
Kali ini Erik kembali berhasil ‘menyeretku’ ke sebuah diskotik dengan alasan merayakan ultahnya bersama keempat teman kami yang lain. Ketika masuk telingaku rasanya mau pecah mendengar dentuman musik yang keluar dari beberapa speaker box raksasa yang di pasang di setiap sudut dance floor. Spotlight yang memancar, yang berdenyut seirama musik membuat pandanganku jadi silau.
Gaya seorang DJ yang sedang masyuk meramu musik trance house untuk para clubber malam ini malah membuatku muak. Kami kemudian menuju sebuah table yang sudah di booking Erik. Tak lama seorang waitress datang membawa pesanan. Berbotol-botol minuman keras import dan air mineral tergelar di meja, menjadi menu utama kami malam ini, selain beberapa butir pink lady, tentu saja. Aku yang biasanya ikut menegak minuman keras kali ini menolak toast teman-teman.
Rasa mual tiba-tiba menyeruak ketika aku mencium aroma minuman yang menyengat hidung. Tapi Erik dan teman-teman tidak terlalu peduli. Mereka tengah tenggelam di lautan euphoria malam ini. Aku tahu, mereka sudah mulai ‘larut’ dengan zat adiksi dari butir-butir ekstasi yang telah mereka telan sebelum masuk kesini tadi. Aku memang menolak ‘asupan’ Erik dengan alasan tidak enak badan. Aku memenuhi ‘undangannya’ hanya karena solidaritasku sebagai sobat. Hanya itu.
Tak ada yang bisa kuperbuat sendiri disini. Erik dan teman-teman sudah setengah jam yang lalu melantai. Darahku yang tak terkontaminasi zat adiktif membuatku merasa terasing. Bahkan di mataku, diskotek malam ini bagaikan sebuah arena pemujaan. Lukisan-lukisan relief raksasa yang terpahat di dinding, bagai sebuah altar Lucifer dengan para clubber sebagai pemujanya. Gerakkan mereka yang hampir bersamaan di hall membuat bulu kudukku merinding.
Aku juga membayangkan, bagaimana seandainya tiba-tiba saja gedung ini runtuh dan menimbun kami semua disini. Ya Allah, kalau sampai itu terjadi, habislah riwayat para pemuja dunia ini, termasuk aku. Aku bergidik membayangkannya. Aku kemudian beranjak menuju restroom untuk membasuh muka dan menenangkan pikiran sejenak. Ketika mau mengambil sapu tangan di saku hoody aku malah mendapatkan selintingan ganja. Aku lupa, Erik tadi ‘menitipkannya’ disana. Terbawa pikiran kusut aku pun membakarnya di dalam kamar toilet dan mulai menghirup asap yang langsung memenuhi rongga otak dan paru-paruku. Aku kembali jatuh kepelukan narkoba. Tak berdaya melawan godaan dunia.
Sepuluh menit kemudian kepalaku mulai terasa ringan dan mataku mendadak terasa berat. Aku fly. Aku kemudian kembali ke table dengan langkah gontai. Otakku mulai lamban berpikir. Yang ada di benakku hanyalah kekonyolan kekonyolan yang sebenarnya tak pernah ada, dan memancing tawaku sendiri seperti orang gila. Tidak hanya itu. Rasa lapar sekonyong-konyong memberontak di perutku. Minta diisi. Tanpa berpikir panjang aku memutuskan untuk keluar dari sini. Aku memang tak berniat pamit dengan Erik cs, karena kutahu mereka sudah lupa dunia sekarang.
Setelah menimbang sejenak di pelataran parkir, kuputuskan untuk mengisi perut di lapak makanan yang berada di pinggir jalan. Untung aku bisa menakar gelekanku tadi. Kalau tidak, mungkin aku tidak akan bisa berjalan tegak sekarang. Ketika menunggu pesananku datang, sekonyong-konyong aku mendengar lagu Opick lagi di putar di radio. Begitu syahdu menyentuh telingaku. Ritme indahnya yang kuat berhasil merasuk hingga ke relung hatiku. Menyejukkan jiwa yang gersang ini hingga membuatku terjaga Bagaimana kau merasa bangga akan dunia yang sementara, bagaimanakah bila semua hilang dan pergi dan meninggalkan dirimu.....
Aneh! Aku seketika drop. Reaksi dari canabis sativa itu pun seketika hilang seperti asap yang tertiup angin. Tak sadar airmataku luruh. Aku kini benar-benar menyesal. Aku, yang beruntung diberi hidayah lewat ‘mimpi’ ini pun masih sanggup berbuat dosa. Itu karena imanku yang lemah. Ketika makananku tersaji aku sudah tak berselera lagi. Aku kemudian memutuskan untuk pulang.

Opick. Hmm, siapa yang tidak mengenalnya. Perjalanan hidupnya dalam menemukan dirinya sendiri, telah menginspirasi banyak orang. Bermula dari pencarian demi pencarian, lalu menerima keterbatasan dirinya. Tetapi yang terjadi setelah itu adalah menemukan ketidakterbatasan. Di situlah, Tuhan menampakkan diriNya. Itulah pesan rasa yang disampaikan Opick dalam lagu-lagunya. Ratusan ribu pasang telinga mendengarkan perjalanan itu. Ratusan ribu hati tersentuh merasakan proses itu. Ratusan ribu orang tercerahkan oleh lagu itu. Ratusan ribu orang terbangkitkan oleh lagu itu. Menjadi menemukan diri sendiri dan menemukan Tuhannya dan lalu hidup bersamaNya dalam kedamaian.

Kisah-kisah dalam buku ini, adalah kisah-kisah terbaik yang terinspirasi oleh lagu-lagu Opick. Siapa saja bisa mengalaminya. Mereka sudah merasakannya. Mereka sudah menyelesaikannya. Mereka sudah melewatinya. Bagaimana dengan Anda? Rasakan kisah-kisah menyentuh hati ini dan ambil manfaatnya bagi kehidupan Anda. Mudah-mudahan Anda juga terinspirasi dan bisa menyelesaikan masalah-masalah Anda dengan lebih mudah.


0 comment(s) to... “LAGU OPICK INSPIRASIKU (Antologi #2 Leutika Februari 2011)”

0 comments:

Post a Comment