Kintan terkejut. Di kamarnya terdengar selarik suara aneh. Seperti bisikan perempuan tua. Serak seperti orang yang tercekik lehernya. Suara itu samar namun cukup terdengar jelas di telinga. Kintan coba menepis rasa takutnya. Mungkin hanya halusinasi. Namun, ketika dia coba memejamkan mata, suara itu kembali terdengar. Lebih jelas. Menggeram, seperti orang yang sedang marah. Kintan membeku. Tubuhnya terpatri di tempat tidur. Sementara diluar angin berhembus kencang, menampar kaca jendela kamarnya. Padahal tak ada badai.
Kintan
kemudian mencium wangi yang ganjil. Perpaduan bunga kamboja dan kemenyan. Aroma
yang mendirikan bulu kuduk. Keringat dingin sontak membasahi tubuhnya. Tiba-tiba
dibalik horden jendela kamar, dia melihat sesosok tubuh sedang berdiri. Menatapnya
tajam. Perempuan berbaju putih lusuh dan berambut kusut panjang. Wajah itu
dingin, sepucat kain kafan. Mata Kintan nyalang. Rasa takut menjerat dirinya. Perlahan
sosok itu melayang kearahnya. Ingin mencekik lehernya.
“Aaaahhh…!”
Kintan menjerit histeris.
0 comment(s) to... “HANTU PONTIANAK (Liberty 10 Agustus 2012)”
0 comments:
Post a Comment